idul fitri
Sastra Budaya

Usai Puasa, Membingkai Makna, Mencipta Karya

Bagikan

Oleh : Cahyadi Takariawan

Mark Zuckeberg, pernah berkisah tentang Presiden John F. Kennedy (JFK) saat mengunjungi pusat Badan Antariksa Amerika (NASA). Di kantor NASA, JFK bertemu dengan seorang lelaki petugas cleaning service yang tengah bekerja. JFK bertanya kepadanya, apa yang tengah ia kerjakan. Jawaban sang pembersih kantor sungguh mengejutkan. 

“Tuan Presiden”, jawabnya, “Saya tengah membantu manusia untuk berangkat ke bulan.”

Laki-laki ini menjadikan dirinya dan kegiatan hidupnya, sebagai bagian dari sesuatu yang lebih besar. Ia tidak mengatakan, “Saya sedang menyapu, saya mengepel lantai, saya sedang membersihkan ruang”. Namun ia mampu memberi makna yang besar atas apa yang dikerjakannya. Tanpa cleaning service, kantor NASA akan berantakan, dan bisa membuat aktivitas di dalamnya terhambat.

Inilah yang disebut “meaning” oleh Martin Seligman —sebagai salah satu unsur penting yang memberikan pertumbuhan kebahagiaan. Apa makna yang Anda berikan dalam setiap peristiwa serta kejadian. Apa makna yang Anda temukan dari aktivitas sehari-hari yang Anda lakukan? Semakin pandai Anda menemukan makna, semakin bergairah Anda melakukannya.

Jika Anda seorang guru, apa makna menjadi guru bagi diri Anda? Jika Anda menjawab, “Saya mengajar, saya mencari nafkah, saya memiliki pekerjaan tetap” — semangat dari jawaban ini sangat berbeda dengan apabila Anda menjawab, “Saya sedang menyiapkan calon pemimpin bangsa dan dunia”. Jawaban kedua jelas lebih bertenaga. Artinya, Anda telah mempu memberikan makna besar untuk aktivitas hidup Anda.

Jika Anda seorang petani, apa makna menjadi petani bagi diri Anda? Jika Anda menjawab, “Saya menanam padi, saya bisa menyambung hidup setiap hari, saya bisa menjual hasil panen” — semangat dari jawaban ini sangat berbeda dengan apabila Anda menjawab, “Saya sedang menyiapkan nutrisi bagi pembangunan peradaban dunia”. Anda telah bisa mengaitkan aktivitas di sawah dengan hal yang sangat besar dan sangat mulia. Jelas Anda akan lebih bersemangat menjalankan aktivitas sehari-hari sebagai petani.

Jika Anda sedang menulis, apa makna karya tulis bagi diri Anda? Jika Anda menjawab, “Saya mengisi waktu luang, daripada bengong ga ada kerjaan, saya bisa membuat postingan” — semangat dari jawaban ini sangat berbeda dengan apabila Anda menjawab, “Saya sedang membangun peradaban melalui tulisan”. Jawaban kedua ini penuh tenaga, dan Anda akan selalu bersemangat menjalankannya. Makna, mampu memberikan gairah bagi Anda untuk menghasilkan karya tulis terbaik, untuk membangun peradaban mulia.

Selama sebulan umat Islam dilatih menahan diri dari hal-hal yang dilarang. Puasa bukan hanya menahan diri dari makan, minum dan hal lain yang membatalkan puasa. Namun, puasa juga bermakna menahan diri dari perkataan dan perbuatan sia-sia. Menahan diri dari dusta, menjaga diri dari perkataan dan perbuatan tercela. Puasa membuat manusia selalu dibingkai dengan kesadaran nilai-nilai kebaikan.

Maka, usai puasa, harus makin mampu membingkai makna dan menciptakan karya yang mencerahkan jiwa. Karena telah dilatih dengan aura kebaikan selama sebulan, hendaknya menjadi modal dalam menemukan makna terdalam dari aktivitas menulis yang kita lakukan. Jangan hanya asal menulis —karena telah dilatih untuk tidak menulis hal sia-sia dan hal tercela, karena telah dilatih menahan diri dari menulis kebohongan dan kedustaan.

Mari terus berkarya, tunjukkan bahwa puasa memang membentuk kepribadian Anda. Bahwa puasa bukan hanya mendapatkan lapar dan dahaga, namun puasa membuat kita mampu membingkai makna, dan menghasilkan sebanyak mungkin karya untuk membangun perdaban mulia.

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1441 H, mohon maaf lahir dan batin. Taqabbalallahu minna wa minkum.

2 Komentar

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: