kucing dan penulis
Sastra Budaya

Tahukah Anda, Ternyata Kucing Suka Penulis

Bagikan

Oleh : Cahyadi Takariawan

Ketika ada kucing yang hilang, sesuatu yang aneh akan terjadi. “Hai, apa kamu mencium bau manusia?” tanya seekor kucing. “Setelah kamu menyebutnya, kupikir ada bau lucu pada beberapa hari terakhir”, jawab kucing yang lain. (Haruki Murkami, Kafka on The Shore).

Imajinasi, ide, inspirasi dan proses kreatif menulis, bisa muncul dari mana saja. Salah satunya adalah dari kucing. Sangat banyak penulis dunia yang memiliki kucing dan menyukai kucing. Mereka menjadikan kucing sebagai sahabat, bahkan sumber inspirasi dan imajinasi yang tak ada habisnya. Haruki Murakami, penulis best seller Jepang, kerap menjadikan kucing sebagai bagian dari imajinasi yang menghiasi tulisannya.

Ada banyak alasan mengapa penulis suka kucing. Namun Anda juga harus tahu, bahwa kucing juga menyukai penulis. Novelis Robertson Davies menyatakan, penulis menyukai kucing karena kucing memiliki sifat tenang, penyayang, dan bijak. Kucing menyukai penulis dengan alasan yang sama. “Authors like cats because they are such quiet, loveable, wise creatures, and cats like authors for the same reasons,” ungkapnya.

Andre Norton, penulis fiksi science, punya sudut pandang yang berbeda. Mengapa kucing suka penulis, karena kucing hidup ‘tidak teratur’, tidak memiliki pola-pola yang lazim pada manusia, maka kucing senang dengan makhluk yang kreatif. “Perhaps it is because cats do not live by human patterns, do not fit themselves into prescribed behavior, that they are so united to creative people”, ungkap Norton.

Kucing yang Menginspirasi Penulis

Aldous Huxley, penulis novel “Brave New World” menyarankan, jika Anda ingin menjadi novelis psikologi dan menulis tentang kemanusiaan, hal terbaik yang bisa membantu Anda adalah memelihara sepasang kucing. “If you want to be a psychological novelist and write about human beings, the best thing you can do is to keep a pair of cats”, ungkap Huxley.

Novelis Charles Bukowski memiliki kucing bertelinga satu, diberi nama Butch Van Gogh Artaud Bukowski. Baginya, kucing itu membuatnya merasa lebih baik, di saat ia menemukan hal-hal yang tidak menyenangkan. “Having a bunch of cats around is good. If you’re feeling bad, you just look at the cats, you’ll feel better, because they know that everything is, just as it is”.

Cleveland Amory, penulis buku The best Cat Ever, menyebut kucing adalah binatang yang memiliki kesabaran luar biasa. “As anyone who has ever been around a cat for any length of time well knows, cats have enormous patience with the limitations of the human kind,” ungkapnya. Bahkan Edgar Allan Poe berharap bisa menulis semisterius kucing. “I wish I could write as mysterious as a cat,” ujarnya.

Ernest Hemingway melihat, kucing adalah binatang yang memiliki kejujuran emosional. Manusia sering menyembunyikan emosi mereka, namun kucing tidak.  “A cat has absolute emotional honesty: human beings, for one reason or another, may hide their feelings, but a cat does not” ujar Hemingway.

Jika lihat dari zaman Nabi saw, dijumpai pula sahabat yang menyukai kucing. Yang sangat terkenal adalah Abu Hurairah, yang sangat banyak meriwayatkan hadits dari Nabi saw. Ia diberi julukan Abu Hurairah —bapaknya kucing kecil— karena ketika tengah menggembala, ia menemukan kucing kecil dan dibawanya pulang. Kucing kecil itu dipelihara dan dijadikan teman bermain.

Coba Anda perhatikan, bahkan kucing saja menjadi sumber inspirasi yang tiada henti. Lalu mengapa masih ada di antara Anda yang mengatakan tidak punya inspirasi untuk menulis?

Bahan Bacaan :

Amanda Patterson, The Relationship Between Famous Writers & Their Cats, https://www.writerswrite.co.za, 25 Agustus 2018

Muhammad Halid Syar’i, Mengenal Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, www.muslim.or.id, 3 November 2016

Tinggalkan Balasan