zona waktu menulis
Sastra Budaya

Zona Waktu Menulis

Bagikan

Oleh : Cahyadi Takariawan

Saya sering ditanya teman, kapankah waktu yang tepat untuk menulis? Orang-orang yang bertanya ini, rata-rata adalah manusia tipe 13 S – T (saya sungguh-sungguh sangat super sibuk sekali sampai-sampai selalu sulit selesaikan satu tulisan). Inilah tipe manusia zaman cyber yang selalu merasa sibuk dan selalu merasa tak punya waktu. Mereka berada dalam kesibukan yang beruntun dan terus menerus, dari satu agenda ke agenda lainnya, tanpa jeda.

Namun jika persoalannya adalah waktu yang tepat atau waktu yang baik untuk menulis, maka ada jawaban obyektif dan ada jawaban subyektif. Saya akan mulai dari jawaban obyektif. Berikut saya jawab secara rinci, zona waktu obyektif untuk menulis.

Pukul berapa kah yang baik untuk menulis? Waktu yang baik untuk menulis adalah pukul 1, pukul 2, pukul 3, pukul 4, pukul 5, pukul 6, pukul 7, pukul 8, pukul 9, pukul 10, pukul 11, pukul 12, pukul 13, pukul 14, pukul 15, pukul 16, pukul 17, pukul 18, pukul 19, pukul 20, pukul 21, pukul 22, pukul 23, dan pukul 24. Hari apakah yang baik untuk menulis? Hari baik untuk menulis adalah hari Ahad, hari Senin, hari Selasa, hari Rabu, hari Kamis, hari Jumat dan hari Sabtu.

Bulan apakah yang bagus untuk menulis? Bulan baik untuk menulis adalah bulan Januari, bulan Februari, bulan Maret, bulan April, bulan Mei, bulan Juni, bulan Juli, bulan Agustus, bulan September, bulan bulan Oktober, bulan November dan bulan Desember. Inilah perspektif obyektif, bahwa pada dasarnya semua jam baik untuk menulis, semua hari baik untuk menulis, semua bulan baik untuk menulis.

Zona Waktu Subyektif untuk Menulis

Namun, dalam perspektif subyektif, masing-masing orang memiliki ritme hidup yang berbeda, oleh karena itu akan memiliki nilai waktu subyektif yang juga berbeda. Yang Anda perlukan adalah menentukan waktu yang Anda khususkan untuk menulis. Ini sesuatu yang sangat subyektif, sehingga waktu khusus tersebut akan menjadi ‘gue banget’ bagi Anda, yang bisa saja berbeda dengan orang lain.

Setiap kali berada dalam waktu tersebut, Anda merasa, itulah Zona Waktu Menulis (ZWM) bagi Anda sudah tiba. Ketika Anda disiplin dengan ZWM yang telah Anda tetapkan, akan muncul alarm otomatis dalam diri Anda. Alarm itu akan berbunyi sangat keras dalam diri Anda untuk mengingatkan, bahwa ZWM yang Anda tetapkan telah tiba waktunya. Maka Anda bergegas menyambutnya.

Saya bercerita tentang seorang teman lama, teman saat kuliah yang sangat produktif menulis. Sebut saja namanya Rahman. Beliau memiliki habit yang khas, tidur pada pukul 21.00 malam dan tak pernah lebih atau kurang dari jam itu. Mas Rahman akan bangun pukul 02.00 untuk shalat tahajud, dilanjutkan dengan menulis hingga Subuh. Usai Subuh, lanjut menulis hingga pukul 07.00 pagi. Itu ritme hidup keseharian beliau.

Hampir tiap hari, tulisan mas Rahman muncul di koran-koran nasional maupun lokal. Saya ulangi lagi ya, hampir tiap hari tulisan mas Rahman muncul di koran-koran nasional maupun lokal. Saat itu, menulis di koran sangat dihargai, apalagi jika bisa tembus koran nasional. Mas Rahman memiliki spesialisasi menulis resensi buku. Hampir semua tulisan beliau, adalah resensi buku. Maka aktivitas siang hari beliau adalah mencari dan membaca buku. Kemudian pada dini hari buku itu sudah menjelma menjadi resensi.

Bisa kebayang, kayak apa pinternya mas Rahman ini kan? Karena selalu membaca buku, dan meresensi. Sangat banyak ilmu dan pengetahuan dia kuasai dari membaca dan menuliskannya kembali. Kemanfaatan menulis menjadi sangat banyak beliau dapatkan. Sejak dari bertambahnya ilmu pengetahuan dan wawasan, jaringan yang luas dengan koran lokal hingga nasional dan penerbit buku, serta fee menulis yang kadang dobel. Dari koran dapat fee, dari penerbit buku dapat fee.

Kunci produktivitas Mas Rahman —salah satunya— adalah pada kedisiplinan dalam menepati ZWM yang tetap bagi dirinya. Selalu tidur pada pukul 21.00. dan selalu bangun pada pukul 02.00. Lima jam tidur, sudah cukup baginya. Setelah itu tidak tidur lagi, baik pagi maupun siang. Menulis dilakukan pada sepertiga malam yang terakhir setelah melaksanakan shalat tahajud, dilanjut bakda shalat Subuh.

Saya tidak akan memberikan penilaian terhadap pilihan waktu beliau, karena itu adalah waktu yang paling tepat bagi diri beliau sendiri. Kita tak perlu mengkritik atas pola beliau itu. Yang menjadi pelajaran adalah kedisplinan pada ZWM, dan konsistensi menjalankannya.

Menemukan Zona Waktu Menulis (ZWM)

Bagaimana cara menentukan ZWM? Pertama kali, Anda harus bisa merasakan dan menemukan, kapankah waktu yang paling tepat serta paling nyaman bagi Anda untuk menulis. Anda sendiri yang bisa mengetahuinya. Kondisi semua orang berbeda-beda, maka cobalah untuk mencermati kesibukan keseharian Anda, dan cari slot waktu, apakah setengah jam, satu jam, dua jam setiap harinya yang bisa anda gunakan untuk menulis.

Sekarang coba didata semua waktu Anda, sehari semalam 24 jam. Anda gunakan untuk apa saja waktu tersebut? Benarkah sudah penuh semua waktu Anda dengan aneka kegiatan? Benarkah tidak ada setengah jam pun waktu Anda bisa digunakan untuk menulis setiap harinya? Coba cermati lagi, jam berapa Anda bisa memiliki waktu khusus untuk menulis.

Anda harus bisa menemukan dan mendefinisikan. Boleh lebih dari satu waktu. Jam berapapun yang paling nyaman dan paling mungkin bagi Anda untuk menulis, hanya Anda yang bisa menentukannya. Ini tugas Anda. Tulis besar-besar ZWM Anda seperti di bawah ini.

ZONA WAKTU MENULIS (ZWM)

Ini adalah waktu-waktu yang aku khususkan untuk menulis setiap harinya.

ZWM  1

Pukul  _____   –  ______ WIM (Waktu Indonesia Menulis)

ZWM  2

Pukul  _____   –  ______ WIM (Waktu Indonesia Menulis)

ZWM  3

Pukul  _____   –  ______ WIM (Waktu Indonesia Menulis)

Bismillah.

Mulai hari ini, pada waktu-waktu tersebut, akan saya gunakan untuk menulis.

8 Komentar

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: