9 Karakter Penulis

. Mengambil Pelajaran dari Lebah Oleh : Cahyadi Takariawan “Write like a bee. You will always get the honey”. Isidora Masson, 2017 *************** Apakah ada kesamaan penulis dengan lebah? Ada, yaitu dalam karakter. Menurut Oma Siti Nurhayati, seorang peserta Kelas Menulis Online (KMO) Alineaku Batch # 30, ada 9 hal yang bisa kita pelajari dari kehidupan lebah. Ternyata sangat paralel dengan kehidupan penulis. Pelajaran ini akan saya bawa ke dalam dunia tulis menulis. Berikut sembilan karakter penulis, yang diambil dari kehidupan lebah. Memelihara bukan merusak Lebah adalah mahluk yang sangat memelihara lingkungannya. Kehadirannya tidak merusak lingkungan. Sama dengan penulis. Harus selalu menghasilkan karya tulis yang memberikan kemanfaatan positif. Bukan kerusakan. Pekerja keras dan cerdas Lebah adalah mahluk yang sangat suka bekerja keras lagi cerdas. Lebah dapat mengepakkan sayapnya sebanyak 230 kali per detik yang berguna untuk terbang dan mengipasi madu. Demikian pula penulis. Harus mau bekerja keras, juga harus cerdas, supaya bisa ‘mengepakkan’ kemampuan menulisnya, menghasilkan 230 naskah per 100 hari. Agar jadi satu buku. Ini program SHSB. Suka kebersihan Lebah itu mahluk yang hanya hinggap di tempat yang bersih lagi wangi, yaitu di bunga-bunga yang sedang bermekaran. Lebah tidak pernah mencari makan di tempat-tempat yang kotor apalagi dengan cara yang kotor. Demikian pula penulis. Usahakan agar selalu berada dalam kondisi bersih saat menulis. Bersih pikirannya, bersih hatinya, bersih tujuannya, bersih niatrnya. Berkoloni atau berkelompok Lebah itu hidup secara berkoloni atau berkelompok. Lebah itu bukan mahluk individualis, melainkan mahluk sosial. Demikian pula penulis. Hendaknya suka berada dalam komunitas positif, agar bisa menghasilkan karya positif. Berada dalam komunitas menulis, akan saling menyemangati untuk terus berkarya. Memerlukan kepemimpinan Lebah yang hidupnya berkoloni, tentu saja mereka memiliki pimpinan. Pimpinan mereka adalah seorang ratu. Syarat ratu lebah yang bagus adalah yang sudah bertelur. Demikian pula dalam komunitas penulis. Harus ada yang mengarahkan, supaya aktivitasnya terarah. Syarat ‘ratu’ yang memimpin komunitas penulis adalah yang sudah menghasilkan karya tulis, sehingga sudah memiliki pengalaman. Disiplin pada tugas Ratu lebah hanya fokus pada tugasnya untuk menetaskan telur lebah. Dengan pola yang disiplin maka koloni lebah akan hidup dengan baik dan mampu menghasilkan madu terbaik. Demikian pula penulis. Harus bisa disiplin untuk menulis. Saat menulis, fokus saja menuangkan ide ke dalam tulisan. Bukan fokus mengedit atau menghias tulisan. Solidaritas Lebah memiliki solidaritas yang bagus. Sesama koloni tidak pelit informasi. Lebah akan memeberikan informasi kepada lebah lain dalam koloninya jika ia menemukan sumber makanan, bukan dimakan sendiri dan dieksploitasi.  Demikian pula dengan penulis. Hendaknya memiliki solidaritas untuk saling berbagi ilmu, berbagi tips, berbagi inspirasi, untuk memajukan teman-temannya. Unik Lebah itu unik. Karena keunikannya yang membuat dia istimewa. Memiliki spesifikasi yang berbeda dengan yang lain. Keunikannya terletak pada fisik dan juga karakternya. Penulis harus memiliki keunikan. Jangan menjadi orang lain dalam menghasilkan karya tulis. Menulis dengan gaya Anda masing-masing yang unik. Justru di situ letak istimewa Anda. Memiliki harga diri Lebah memiliki harga diri. Mereka tidak akan pernah menyerang pihak lain, tetapi jika ada yang mengganggu koloninya maka mereka akan membela diri. Demikian pula penulis. Hendaknya tidak menyerang siapapun. Menulis adalah untuk memberikan kemanfaatan positif dalam kehidupan. Namun jika ada yang menyerang, penulis bisa membela diri. Bahan Bacaan Isidora Masson, Read Like a Butterfly, Write Like a Bee, https://vocal.media/journal, 2017 Siti Nurhayati, Yuk Belajar dari Kehidupan Lebah, www.omasitinurhayati.com, 29 Juni 2020